Friday, June 17, 2005

Jalur Khusus Sepeda Motor

Pemda DKI boleh dibilang cukup sukses dengan konsep busway yang telah berjalan setahun ini. Saya pribadi, ketika ide ini pertama kali diluncurkan, termasuk orang yang mendukung. Tapi, saya menjadi tidak mengerti ketika ada ide baru untuk membuat jalur khusus sepeda motor. Akh... kog kesannya sangat "me too".

Alasan yang dikemukakan memang benar, berjubelnya sepeda motor di jalanan Jakarta menjadi salah satu biang kemacetan. Namun, apakah membuat jalur khusus menjadi jawaban terbaik?
Busway merupakan layanan publik,sementara sepeda motor lebih pribadi sifatnya--biar pun sekarang sedang menjamur per-ojek-an. Bagaimana mungkin negara memberi perlakuan sangat istimewa kepada yang sifatnya transportasi pribadi? Belum lagi kalau kita lihat bahwa jalanan di Jakarta hampir mustahil untuk dilebarkan, kecuali harus memakan pedestarian atau taman-taman kecil di sepanjang jalan.

Bagi saya, yang harus dilakukan bukannya membuat jalur khusus sepeda motor, tapi mempercepat daur hidup kenderaan. Sudah saatnya Pemda menetapkan usia sepeda motor yang layak masuk jalan raya. Pilihan lain, memberlakukan pajak progresif, semakin tua usianya semakin besar nilai pajaknya. Langkah yang kurang populer, memang, tapi akan lebih efektif. ***

1 Comments:

At 5:28 PM, Blogger [rei] said...

Gue inget ada beberapa daerah yang jalur lambatnya hanya untuk motor dan jalur cepat untuk mobil. Dulu aturan itu masih jalan dan kemacetan bisa ditanggulangin dikit. Tapi sekarang motor2 pada kucing2an sama polisi dan alhasil tetep aja mereka nyelonong ke jalur cepat. Kenapa coba? Karena polisinya sendiri ga konsisten negakin aturan dan sering kali polisi bermotor juga nyelonong di jalur cepat. Walah, kalau gini gimana coba? Sebenernya bukan jumlahnya yang jadi masalah, tapi aturannya yang ga ditepatin. Di yogya juga banyak motor, tapi baik2 aja kok!

 

Post a Comment

<< Home