Friday, May 06, 2005

Puskesmas di Jakarta

Sungguh berita yang sulit untuk dipercaya. 11 Kelurahan di Jakpus Belum Memiliki Puskesmas! Bahkan beritajakarta.com, yang notabene merupakan corong medianya Pemprov DKI Jakarta menyebut kenyataan ini sebagai ironi. Berikut kutipan lengkapnya. "Sungguh ironi memang. Jakarta Pusat sebagai jantung kota Jakarta yang memiliki gedung-gedung menjulang tinggi, megah dan gemerlap, namun pelayanan kesehatan masyarakat masih jauh dari harapan."

Ya, gedung-gedung bisa menjulang tinggi, mobil-mobil mewah bersileweran, proyek memperindah kota selalu digalakkan, tapi apa lacur, kebutuhan pokok warga atas kesehatan malah terabaikan. Coba saja tanya para warga kelurahan tersebut: apakah mereka lebih membutuhkan pohon rindang di jalanan atau trotoar jalan yang minimal sekali setahun dipermak daripada puskesmas? Pasti jawabannya adalah puskesmas! Tapi kenapa para birokrat itu membutakan mata dan nuraninya?

Lagi-lagi ini soal mentalitas proyek yang sudah mendarah daging. Proyek pertamanan bergelimang duit, sementara Puskesmas...? Ada sih, tapi tidak seberapa.

Lihat saja, hanya untuk memperindah air mancur di Bundaran HI, Pemprov DKI Jakarta harus menyedot APBD hingga belasan milyar. Jumlah yang lebih dari cukup untuk membangun 11 puskesmas!

Masalah belum adanya puskesmas di sebelas kelurahan tersebut memang suatu ironi, tapi ini hanyalah yang tampak di permukaan saja. Kita masih patut mempertanyakan sejauh mana kualitas pelayanan puskesmas yang sudah ada. Aturan main menyebutkan bahwa puskesmas harus memiliki setidaknya seorang dokter, yang harus ada setiap harinya. Kenyataannya? Banyak puskesmas hanya didatangi dokter sekali-kali saja, katakanlah tiga kali dalam seminggu. Mereka lebih sibuk dengan klinik atau tempat prakteknya sendiri. Mengapa? Lagi-lagi pertimbangannya adalah duit dan duit!! Tidak ada tempat hati nurani di sini, kawan! Hati nurani telah terjun bebas ke jurang komersialisme!!! **

0 Comments:

Post a Comment

<< Home