Jembatan Penyeberangan Semanggi
Konon, kata para pakar ekonomi politik, kekuasaan modal bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah. Banyak contoh yang bisa dengan segera disodorkan untuk membenarkan pernyataan di atas. Salah satunya adalah persoalan seputar Jembatan Penyeberangan Semanggi, yang letaknya di dekat Plaza Semanggi.
Sejak berdirinya plaza tersebut, pihak Pemda DKI Jakarta, sudah lima kali bongkar pasang tangga turun-naik orang yang terletak di seberang Komdak dalam tempo tidak kurang dari setahun. Gile, nggak!? Dan setahu saya, tidak ada satu media pun yang pernah menyorot masalah yang satu ini.
Kalau saya lihat, sepertinya pembangunan yang sedang berjalan sekarang akan menjadi yang terakhir kalinya, karena sudah memakai kerangka besi beton segala dan langsung diarahkan ke dekat halte bus.
Coba bayangkan, berapa ratus juta uang terbuang selama lima kali bongkar pasang tersebut. Apakah itu dananya dari APBD atau dibiayai oleh pihak Plaza Semanggi? Tak tahulah saya. Maklum saya bukan wartawan ekonomi atau sosial budaya.
Yang pasti, bongkar pasang tersebut mengusik saya. Membayangkan uang yang terhambur percuma hanya untuk jembatan penyeberangan, yang naga-naganya berawal dari hadirnya Plaza Semanggi, yang kian membuat macet seputar bundaran tersebut. **