Jet Set vs Rakya Jelata di JiFFest
Jam 11an tadi, ketika baru menyalakan Yahoo! Messenger tiba-tiba seorang kawan lama, mantan “Hardcore JiFFest”, bertanya apakah saya akan ke opening night-nya JiFFest malam ini. Lebih menohok lagi dia mengembuhi pertanyaaannya apakah gua diundang atau tidak. Saya dengan singkat menjawab kalau saya diundang.
Selanjutnya dia meluncurkan pertanyaan yang sempat membuat saya sedikit terhenyak: “Lo masuk kelompok jet set ato rakyat jelata?”
“Kagak tau…”
“Lo liat dong invitation-nya”
“Belum nyampe kantor. Baru ntar kurir gua ambil ke sana”
“Studio 1 ato Studio 2?”
“Nggak tau juga.”
”He, kog kurir lo yang ngambil. Ngundang apa nyusahin?”
“Begitu deh. Lagian gua tak pikirin pun itu undangan jet set apa rakyat jelata... Belum tentu pula gua bisa datang malam ini....” Saya menjelaskan ada sesuatu yang harus saya pastikan dulu sebelum memastikan datang ke opening night JiFFest malam ini.
Dari mantan “Hardcore JiFFest” ini saya baru ngeh kalo ternyata tahun ini ada pembedaan untuk para undangan. Tamu-tamu Jet-set—memakai terminologi beliau—adalah tamu-tamu yang boleh ikut serta Cocktail Party. Sementara tamu-tamu Rakyat Jelata cukuplah mendapat jatah nonton premiere Babel, yang dibintangi Bang Brad Pitt. Saya belum tahu pasti apakah nanti hanya para tamu-tamu Jet-set ini yang bisa menginjak karpet merah, yang baru pertama kali digelar selama JiFFest berlangsung.
Anehnya, bagi para tamu-tamu Rakyat Jelata ini masih ada keharusan pula untuk memakai dress code: smart casual.
Tahun ini sudah menginjak tahun keempat saya ikut bantu-bantu di JiFFest khususnya urusan per-situsweb-an. Memang baru kali ini saya melihat perlakuan berbeda kepada tamu undangan. Saya tidak tahu, apakah di festival-festival film luar negeri begitu adanya, atau memang ini ciri khas yang hanya ada di Indonesia. Maklum saya masih rakyat jelata, belum cukup punya duit melanglang buana dar festival ke festival. ***