Money Talk, But Remember The Rules!
Kebebasan berekspresi. Ini lah salah satu yang ingin dicari orang ketika datang ke suatu tempat hang out. Mau goyang asoy-geboy, kek! Mau mabok, kek! Silahkan aja. Mo tampil minim juga boleh-boleh aja. Bahkan di tempat-tempat tertentu, yang namanya narkoba bukan barang haram. Anda bisa beli di security atau ke waiter-nya. Atau pengin dapat "guling idup" juga bisa, tergantung seberapa banyak isi kocek Anda! Benar-benar surga kebebasan!
Tapi, bahkan surga pun punya aturan mainnya sendiri. Sekali aturan ini dilanggar, hampir bisa dipastikan tempat dugem tersebut akan kehilangan crowd-nya secara perlahan-lahan. Kesadaran inilah sepertinya yang coba diterapkan di Dragonfly, salah satu tempat hang out papan atas di negeri ini.
Sayangnya, kesadaran akan aturan main ini belum menjalar ke crowd itu sendiri. Dalam beberapa kesempatan pihak security Dragonfly terpaksa tidak mengijinkan dugemer masuk karena tidak mematuhi dress code yang sudah ditetapkan. Salah satu korbannya adalah Moammar Emka, salah seorang "pakar" dunia gemerlap. Beberapa waktu lalu harus pulang dengan hati mangkel karena ditolak masuk. Alasannya, Emka memakai sandal, sesuatu yang haram hukumnya di Dragonfly.
Yang terjadi kemudian adalah, seperti yang dituturkan seorang teman, Emka berkoar-koar di luar menjelek-jelekkan Dragonfly.
Saya sempat terkejut juga mendengarnya. Masak sih seorang Emka, yang pakar dugem itu tidak tahu arti pentingnya aturan main dalam bisnis hiburan malam? Image itu penting, terlebih ketika persaingan kian ketat. Duit tidak selalu berarti segalanya. Money talk, but remember the rules!
Terus terang saja, respek saya sama Emka jadi berkurang karena kasus ini. Bisa jadi ia, dengan dandannnya selama ini diterima saja ke tempat hang out mana pun ia pergi.
Saya juga jadi mempertanyakan kepakaran Emka. Bayangkan saja, sekali waktu, ia menjelek-jelekkan Dragonfly di hadapan beberapa orang, dan salah satunya adalah pemilik Dragonfly--yang ia tidak tahu sama sekali. Gile, nggak! Dragonfly sudah begitu terkenalnya, dan ia tidak tahu siapa pemiliknya!? Jangan-jangan Emka memang hanya pakar dunia malam khusus berbau "lendir." ***